Pages

Tuesday, December 17, 2013

MENDENGAR DENGAN EMPATI

mendengar dengan empati


Bacaan Firman

Bacalah Ibrani 5:1-3; 4:15 dengan hati yang berdoa untuk menerima pencerahan dari Allah dalam saat teduh hari ini.


Ibrani 5:1-3 Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,

yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.


Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.


Pertanyaan Renungan

1. Dalam Perjanjian Lama, apa tugas seorang imam besar yang dipilih? (Ibrani 5:1). Hal apakah yang harus dilakukan oleh seorang imam besar? (Ibrani 5:2-3).

2. Hal apakah yang harus dapat dirasakan oleh imam besar kita, Yesus Kristus? (Ibrani 4:15)


Imam-imam dalam Perjanjian Lama sebenarnya adalah gambaran dari imam besar Yesus Kristus yang datang untuk melakukan pendamaian bagi dosa-dosa kita. Seorang imam besar harus dapat merasakan kelemahan-kelemahan dari orang yang dilayani. Ia harus mengerti orang jahil dan orang-orang yang sesat. Kita memang bukanlah Kristus, tetapi kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus. Kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus, dan Kristus adalah kepala. Kita adalah imam-imam, dan Dia adalah imam besar. Kita bersatu dengan Kristus menjadi sebuah kerajaan imam. Kepada kita semua, Allah mempercayakan pelayanan pendamaian (2 Korintus 5:18-6:1). Karena itu, kepada kita diberikan hati yang sama seperti imam besar kita, Yesus Kristus. Hati yang seperti apakah yang diberikan kepada kita sebagai imam-imam? Allah memberikan kepada kita hati yang penuh empati terhadap orang-orang berdosa dan orang-orang yang bermasalah. Tugas imam adalah mendengar persoalan dan pergumulan orang-orang yang dilayaninya. Tanpa mendengar dengan empati, seorang imam tidak mungkin melakukan pelayanan pendamaian. Mendengar harus dengan hati yang penuh empati. Apakah hati kita mendengar dengan penuh belas kasihan? Apakah kita mendengar dengan memposisikan diri dalam posisi mereka? Atau kita mendengar, tapi dengan hati yang bersungut-sungut, menolak, menghakimi, mengutuk, dan dengan pikiran-pikiran prasangka?


Praktek

1. Bayangkan seseorang yang Anda ingin layani dengan hati yang penuh empati. Bersyafaatlah bagi dia kepada Tuhan dengan hati yang penuh belas kasihan. Ambilah waktu untuk mendengarkan dan melayaninya.

2. Renungkan berulang-ulang Ibrani 4:15. Doakanlah agar ayat ini terjadi dalam hidup Anda.



MENDENGAR DENGAN EMPATI

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...